Gembong, Harianpati.com
– Berlatar belakang mahalnya harga rumput, Mahasiswa KKN Institut
Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Pati mengajak 20 peternak sapi dan
kambing Desa Bageng, Gembong Pati menyulap kulit kopi dan bungkil jagung
yang tidak terpakai menjadi pakan (ternak) Konsentrat Berbasis Potensi
Sekitar dalam bentuk pelatihan dan praktik.
Pelatihan
yang berlangsung di rumah Santoso tersebut diisi oleh pemateri dari
Bina Swadaya Jakarta Muhammad Mudhofar yang merupakan alumni Ipmafa
tahun 2012.
Pelatihan
tersebut menghasilkan pakan konsentrat yang bernutrisi tinggi. Sehingga
dengan adanya pakan konsentrat ini para peternak tidak perlu lagi
bolak-balik 4 kali mencari rumput setiap harinya.
“Sebelumnya,
jika tidak membeli rumput, kami menghabiskan waktu berjam-jam untuk
mencari rumput, bolak-balik sampai 4 kali. Sedangkan kami juga harus
menggarap sawah dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lain,” tutur salah
satu peternak Nur Ain.
Sedangkan
membuat pakan konsentrat tidak membutuhkan waktu kurang dari setengah
jam. Itupun sudah mengandung nutrisi pakan yang lengkap. Tak heran jika
bobot sapi bertambah 9 ons setiap harinya.
“Ya,
itu kisaran target yang akan didapatkan para peternak jika menggunakan
pakan konsentrat bauatan sendiri ini. Setiap harinya, jika dalam satu
hari misalnya sapi menghabiskan 5 kg pakan konsentrat, akan menjadi
daging 9 ons,” tutur Koordinator Desa KKN Ipmafa Khoirul Anwar.
Jika
harus membeli rumput, warga harus menghabiskan 25 ribu setiap harinya.
Kalau dengan pakan konsentrat ini para peternak hanya menghabiskan
Rp.2.000-Rp.2.500 setiap kilogramnya.
“Sedangkan jika hanya makan rumput saja, bobot sapi hanya bertambah kisaran 0,1-0,2 kilogram saja,” tutur Mudhofar.
Warga
sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan ini. Bahkan mereka
membungkus untuk dibawa pulang. Mereka juga akan mempraktikkannya untuk
ternaknya. Dengan adanya pelatihan pakan konsentrat ini, warga kembali
termotivasi untuk kembali menghidupkan kelompok ternak yang telah lama
vakum.
“Baru
kali ini mas, bolak-balik ada KKN di sini, tapi yang langsung pratik ya
baru kali ini. Biasanya hanya teori saja,” tutur Nur Ain. (ak-04/ai-2)
Sumber: Harian Pati
0 Komentar