KKN IPMAFA 2025: Bangun Smart Village Berbasis Kearifan Lokal, DPL Jadi Kunci Keberhasilan

Sampaikan Materi: Sri Naharin, MSI menyampaikan materi Konsep Pendekatan ABCD yang bersinergi dengan smart village berbasis Kearifan lokal dalam Pembekalan DPL KKN IPMAFA di Aula 2 pada Kamis (12/6/2025). 

IPMAFA, 2025 – Inovasi, teknologi, dan kearifan lokal berpadu dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Pesantren Mathali'ul Falah (IPMAFA) 2025 yang mengusung tema “Membangun Smart Village Berbasis Kearifan Lokal”. Dosen pembimbing lapangan (DPL) akan memainkan peran kunci dalam membimbing mahasiswa untuk memberdayakan masyarakat desa dengan pendekatan yang tidak hanya berbasis pengetahuan, tetapi juga potensi lokal yang sudah ada.

Pembekalan DPL yang berlangsung pada Kamis (12/6/2025) di Aula 2 IPMAFA, dihadiri oleh 13 dosen yang terpilih melalui seleksi ketat.

Pembekalan ini dipimpin langsung oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Ahmad Nashiruddin, M.Pd., yang memaparkan konsep dasar dan tantangan besar yang akan dihadapi dalam program KKN kali ini.

Secara lengkap Pendekatan ABCD yang bersinergi dengan smart village berbasis Kearifan lokal disampaikan oleh Ibu Sri Naharin, MSI.


Transformasi Desa Lewat Smart Village: Menyatukan Potensi Lokal dengan Teknologi

Kehadiran DPL sangat penting untuk memastikan setiap program KKN yang diusung tidak hanya relevan dengan kebutuhan masyarakat, tetapi juga berkelanjutan.

"Melalui KKN 2025, kami ingin mengajak mahasiswa untuk menggali potensi desa yang selama ini mungkin belum terlihat, dan mengubahnya menjadi solusi nyata, seperti pemanfaatan limbah atau pengolahan hasil pertanian yang lebih efisien," ujar Nashiruddin.

Seleksi Ketat Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

Sebanyak 13 dosen yang terpilih untuk menjadi DPL kali ini berasal dari berbagai disiplin ilmu, siap mendampingi mahasiswa dalam menyusun dan melaksanakan program kerja yang dapat mengubah wajah desa menjadi lebih cerdas dan mandiri.

Dari pengelolaan sampah hingga pengembangan produk berbasis hasil pertanian lokal, setiap ide diharapkan menjadi langkah nyata dalam menciptakan smart village yang tidak hanya canggih, tapi juga menjaga dan memanfaatkan kearifan lokal.


Proses KKN yang Terstruktur dan Sistematis

Tahapan KKN 2025 terdiri dari beberapa fase penting, dimulai dengan Pembekalan KKN yang melibatkan DPL dan peserta, dilanjutkan dengan Observasi Lapangan dan penyusunan Program Kerja berbasis Asset-Based Community Development (ABCD).

Metode ini bertujuan untuk menggali potensi masyarakat yang ada dan merancang program yang sesuai dengan kondisi lokal. Proses ini akan diakhiri dengan Lokakarya Mini bersama masyarakat serta pengumpulan data untuk Buku Laporan KKN.

“Dosen Pembimbing Lapangan tidak hanya sebagai pengarah, tetapi juga sebagai motivator dan fasilitator bagi mahasiswa dan masyarakat. Keberhasilan KKN sangat bergantung pada kolaborasi yang solid antara semua pihak,” jelas Nashiruddin.


DPL: Dari Pembimbing hingga Inovator

Sebagai penghubung utama antara mahasiswa, masyarakat, dan pengelola KKN, DPL diharapkan mampu mendorong mahasiswa untuk berinovasi. DPL juga bertugas untuk memberikan evaluasi serta penilaian terhadap hasil program, sekaligus menyusun laporan akademik yang bisa dipublikasikan, baik dalam bentuk artikel jurnal maupun buku laporan KKN.


Lokasi KKN yang Strategis: Menyentuh 26 Desa

KKN 2025 akan berlangsung di 18 desa di Kecamatan Tambakromo, Pati, dan 8 desa di Kecamatan Kembang, Jepara. Di lokasi-lokasi ini, mahasiswa akan terlibat langsung dalam menggali dan mengembangkan potensi lokal, menciptakan solusi berbasis teknologi, dan mendokumentasikan seluruh kegiatan untuk menjadi bahan evaluasi dan publikasi.

Dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan, KKN IPMAFA 2025 akan menjadi langkah besar dalam pembangunan desa berbasis teknologi yang tetap menjaga dan memanfaatkan kearifan lokal.

Posting Komentar

0 Komentar