Di tengah maraknya gaya hidup instan dan minuman modern, sekelompok mahasiswa IPMAFA memilih jalan berbeda: menyelami khazanah kesehatan warisan nenek moyang langsung dari tangan pelestarinya—penjual jamu keliling yang masih setia mengayuh sepeda ontel setiap pagi.
KKN IPMAFA, Pati – Mahasiswa Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pemberdayaan IPMAFA yang tergabung dalam tim Sastra Prawira melakukan kunjungan edukatif ke rumah salah satu pembuat jamu tradisional, Ibu Esmini, di Desa Angkatan Kidul, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati pada Selasa (5/8/2025).
Kegiatan yang dimulai sejak pukul 07.30 WIB ini merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat yang difokuskan pada pelestarian kearifan lokal.
Dipimpin oleh Koordinator Desa Thosin Agawid dan Penanggung Jawab Program Indi Aqilah Zahro, serta didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Amelia Imel Divanti, para mahasiswa belajar langsung meracik jamu dari bahan-bahan alami yang mudah dijumpai di sekitar mereka.
"Ini bukan hanya tentang meracik jamu, tapi juga memahami filosofi dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya," ujar Thosin.
Selama kunjungan, Ibu Esmini yang telah berjualan jamu selama 18 tahun membagikan ilmunya secara antusias. Mahasiswa tidak hanya menyimak, tetapi juga turut mempraktikkan pembuatan dua jenis jamu populer: Kunir Asem dan Beras Kencur.
Jamu Kunir Asem dibuat dari parutan kunyit yang direbus bersama asam Jawa, sedangkan Beras Kencur berasal dari beras dan kencur yang dihaluskan dan diseduh dengan air panas. Setelah itu, ramuan disaring hingga siap diminum.
Tak hanya itu, Esmini juga memperkenalkan aneka ramuan tradisional lainnya seperti uyup-uyup, paitan, air sirih, dan minuman hangat wedang cemue, yang diyakini memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh.
Menariknya, jamu buatan Esmini dijajakan secara keliling menggunakan sepeda ontel mulai pukul 09.30 hingga 11.00 WIB. Wilayah yang dijangkau pun cukup luas, mencakup berbagai sudut Desa Angkatan Kidul dan sekitarnya.
“Kebanyakan pembeli saya dari berbagai kalangan, mulai dari remaja hingga lansia,” ujar Esmini saat berbincang santai dengan mahasiswa.
Kegiatan ini membuka wawasan mahasiswa bahwa di balik segelas jamu tradisional, tersimpan pengetahuan turun-temurun dan semangat gigih dari para perempuan desa yang menjadi garda depan pelestari warisan leluhur.
Lebih jauh, mereka juga menemukan bahwa banyak warga desa lainnya juga menjual jamu dengan racikan dan cita rasa khas masing-masing, menjadikan Desa Angkatan Kidul sebagai salah satu sentra kecil jamu tradisional di wilayah Pati.
Penanggung Jawab Program Indi Aqilah Zahro menambahkan kunjungan ini tidak hanya menjadi ajang belajar, tetapi juga membangkitkan kesadaran pentingnya merawat budaya lokal.
“Mahasiswa KKN Sastra Prawira IPMAFA membuktikan bahwa belajar tidak harus selalu dari buku—tetapi bisa dari secangkir jamu hangat yang diracik dengan cinta dan pengalaman,” tutur Aqila. (Indi Aqilah Zahro/MZ).
0 Komentar