KKN IPMAFA Angkat Isu Pernikahan Dini: Problem Solving Jadi Bekal Rumah Tangga Harmonis

 

Suasana pelaksanaan Kajian Problem Solving bertajuk Edukasi Pranikah dan Pernikahan Dini di Majlis Jami’iyah Tahlil Desa Bucu, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Kamis (14/8/2025).

KKN IPMAFA, Jepara – Di tengah maraknya fenomena pernikahan dini yang masih banyak terjadi di masyarakat, Kelompok KKN Pemberdayaan Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Zenith-07 menghadirkan perspektif baru lewat Kajian Problem Solving bertajuk Edukasi Pranikah dan Pernikahan Dini di Majlis Jami’iyah Tahlil Desa Bucu, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Kamis (14/8/2025).

Kegiatan yang dipandu Koordinator Desa, Ahmad Nor Faid, ini diikuti oleh 30 jamaah tahlil serta menghadirkan narasumber Suliono, S.Pd (Modin Dukuh Krajan). Hadir pula Faisal Mustaqim S. selaku PJ Sosial-Agama dan Juarsan, Tanfidziah NU Ranting Bucu, yang memberikan dukungan penuh pada jalannya kajian.

Dalam pemaparannya, Suliono menegaskan bahwa problem utama dalam pernikahan dini bukan semata soal usia, melainkan soal ketidakmampuan pasangan muda dalam menyelesaikan masalah rumah tangga.

“Sering kali, konflik kecil bisa berujung perceraian atau kekerasan karena mereka tidak punya keterampilan problem solving. Edukasi pranikah seharusnya jadi jembatan untuk membekali calon pasangan cara berkomunikasi, bernegosiasi, dan mencari solusi bersama,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Juarsan menambahkan bahwa pernikahan sejatinya bukan sekadar cinta, melainkan perjalanan hidup bersama yang penuh dinamika.

“Kalau cuma modal cinta, tidak akan cukup. Anak-anak yang menikah muda sering sekali belum siap. Mereka perlu diajari bagaimana menyelesaikan masalah dengan cara sehat sejak awal,” ujarnya.

Kajian yang diawali dengan pembacaan maulid berjanji, sambutan, tahlil, hingga doa penutup ini menghadirkan sudut pandang yang segar dimana pernikahan dini bukan hanya soal usia, melainkan soal kesiapan mental, emosional, dan kemampuan menghadapi konflik.

Faisal Mustaqim mengungkapkan tema ini sekaligus menyoroti pentingnya pencegahan ketimbang pengobatan.

“Alih-alih menunggu masalah rumah tangga muncul, edukasi pranikah berbasis problem solving dapat menjadi bekal awal untuk membangun keluarga yang lebih kuat, sehat, dan harmonis,” pungkasnya. (Faisal Mustaqim Siddiq/MZ)

Posting Komentar

0 Komentar