Sinergi Mahasiswa dan Warga: KKN IPMAFA Hadirkan Solusi Nyata di Desa Maitan

Sesi foto bersama peserta lokakarnya yang digelar Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pemberdayaan Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) di Balai Desa Maitan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati pada Selasa (5/8/2025).

KKN IPAMAFA, Pati – Salah satu Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pemberdayaan Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) yang dikenal dengan nama Prana Loka, sukses menggelar Lokakarya Pengenalan Program Kerja di Balai Desa Maitan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati pada Selasa (5/8/2025).

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Koordinator Desa (Kordes) Muhammad Qoidul Ghurril, dengan dukungan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Ah. Dalhar Muarif.

Lokakarya ini menjadi ajang resmi pengenalan mahasiswa KKN kepada masyarakat serta pemaparan program kerja yang dirancang berdasarkan lima pilar penting yakni pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan sosial-keagamaan.

"Kami bukan datang untuk menggurui, tapi belajar bersama. Kami memperkenalkan program-program yang bukan hanya menjawab kebutuhan desa, tetapi juga membuka ruang kolaborasi lintas sektor antara warga, lembaga pendidikan, dan pemerintah desa,” terang Ghurril.

Acara dimulai dengan sambutan dari perangkat desa Widianto yang mewakili Kepala Desa. Dalam sambutannya, ia menyambut baik kehadiran mahasiswa KKN dan berharap program-program yang dibawa bisa menjawab kebutuhan riil masyarakat.

Program kerja kemudian disampaikan oleh para mahasiswa, masing-masing bertanggung jawab pada satu pilar. Masyarakat yang hadir dari berbagai unsur seperti guru dan kepala sekolah dari stuan pendidikan PAUD hingga SD, BPD, PKK, kader posyandu, perangkat desa, hingga tokoh pendidikan setempat memberikan respon positif dan aktif dalam sesi tanya jawab.

Sambutan selanjutnya disampaikan langsung Kepala Desa Maitan, Padmo Dwi H. Ia menyampaikan beberapa harapan penting, salah satunya terkait penguatan sektor konveksi.

Menurutnya, industri konveksi di Desa Maitan saat ini terlalu bergantung pada pesanan dari Jakarta.

Ia mendorong agar mahasiswa KKN bisa mengajarkan warga strategi pemasaran digital agar hasil produksi konveksi bisa dijual secara online dan lebih mandiri.

“Kalo ga ada pesanan, berarti tidak ada pekerjaan. Harapan kami, warga bisa diajari cara marketing secara online agar nanti ketika tidak ada pesanan dari Jakarta, masyarakat bisa memperjualbelikan hasil konveksinya secara online,” tutur Padmo.

Dari sisi pendidikan dan lingkungan, masyarakat sangat menyambut baik program Taman TOGA yang akan dikembangkan di SDN 2 Maitan.

Bahkan, Kepala Desa siap menyediakan lahan khusus agar program serupa juga bisa diaplikasikan di lingkup desa secara lebih luas.

Selain itu, Ghurril menambahkan bahwa Program Lomba Maulid juga mendapat dukungan penuh, terutama karena sasarannya adalah anak-anak.

Masyarakat dan pemerintah desa berharap, kegiatan lomba maulid bisa dikolaborasikan dengan agenda Pentas Seni 17 Agustus, yang selama ini menjadi ajang tahunan untuk menampilkan potensi dan kualitas lembaga pendidikan di Maitan.

Kepala Desa menegaskan, pentas seni tersebut bukan hanya hiburan, tetapi sarana branding sekolah-sekolah lokal, di mana hasil lomba menjadi tolok ukur pilihan masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

Masyarakat menilai program yang ditawarkan mahasiswa sudah menyentuh kebutuhan nyata. Mereka juga berharap, pelaksanaan program bisa merata hingga ke tujuh dusun di Desa Maitan agar manfaatnya terasa lebih luas dan inklusif. (Ije/Ghurril/MZ).


Posting Komentar

0 Komentar