Dari Lisan ke Tulisan: Mengabadikan Jejak Mbah Sengkreng, Leluhur Desa Sinomwidodo

Pati, KKN IPMAFA – Kelompok KKN Pemberdayaan IPMAFA-Trisulakarsa Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, melakukan kegiatan penggalian data terkait sejarah Raden Kartowiryo Soewarno atau yang lebih dikenal sebagai Mbah Sengkreng.

Program bertajuk “Dari Lisan ke Tulisan: Melestarikan Sejarah Raden Kartowiryo Soewarno” digelar pada 6 September 2025 di rumah Sugiharto, salah satu keturunan (dzuriyah), dengan tujuan mendokumentasikan riwayat hidup dan perjuangan tokoh leluhur desa agar tidak hilang ditelan zaman.

Kordes Ahmad Solahul Fu’ad dan penanggung jawab program sosial-agama Faizatun Ni’mah memimpin kegiatan ini, bekerja sama dengan Kepala Desa Rakimin, tokoh agama dan sesepuh Muqorrobin, serta dzuriah Mbah Sengkreng, Sugiharto.

“Kegiatan penggalian sejarah ini sangat penting, agar generasi muda tahu siapa tokoh yang pernah berjasa bagi desanya,” ujar Rakimin, Kepala Desa Sinomwidodo, saat memberikan dukungan penuh terhadap program tersebut.

Langkah awal dilakukan melalui koordinasi dengan pemerintah desa, dilanjutkan pengumpulan informasi dari sesepuh desa, tokoh agama, serta dzuriah Mbah Sengkreng yang berdomisili di Kayen. Selain itu, kelompok KKN juga menelusuri data tambahan di wilayah Wirosari, termasuk makam istri pertama Raden Kartowiryo Soewarno, untuk memperkaya informasi sejarah yang akan dicatat.

“Kami bersyukur cerita keluarga yang biasanya hanya dituturkan kini bisa disusun dalam bentuk tulisan,” tutur Sugiharto, salah satu dzuriah.

Faizatun Ni’mah menjelaskan bahwa berbagai kisah lisan yang terkumpul sarat nilai sejarah dan spiritual, yang nantinya akan dirangkum menjadi buku sebagai warisan generasi berikutnya.

“Pembuatan buku ini sangat bagus dan bisa diperkenalkan kepada generasi selanjutnya, agar nilai perjuangan Mbah Sengkreng tetap hidup di masyarakat,” tutur Parwoto, salah satu warga Dukuh Krajan Desa Sinomwidodo.

Dengan dokumentasi ini, diharapkan masyarakat Desa Sinomwidodo dan sekitarnya memiliki pijakan pengetahuan sejarah lokal yang lebih kuat sekaligus melestarikan kearifan lokal yang diwariskan oleh leluhur. (Faizatun Ni'mah/MZ)

Posting Komentar

0 Komentar