Penanggung jawab program Niahayaturrofi’ah mengungkapkan tujuan kegiatan ini adalah mengubah citra membaca yang selama ini dianggap membosankan menjadi kegiatan yang seru, menyenangkan, dan penuh tantangan.
“Selama ini kegiatan literasi sering monoton sehingga anak-anak kurang berminat. Padahal, lewat metode kreatif seperti permainan, mereka bisa dikenalkan pada literasi dengan cara yang lebih interaktif,” ujar Niahayaturrofi’ah.
Acara dimulai dengan sesi membaca buku cerita selama 10 menit. Anak-anak memilih buku dari pojok baca balai desa, kemudian dua siswa maju menceritakan kembali isi bacaan mereka. Setelah itu, rangkaian games literasi pun dimulai.
Game pertama, Mystery Box, membuat anak-anak antusias. Mereka dibagi menjadi dua kelompok, lalu tiap perwakilan menebak benda dalam kotak misteri dan menyusunnya menjadi kalimat.
Suasana bertambah seru ketika berlanjut ke permainan kedua, Bowling Game Literasi. Lima botol berwarna—pink, hijau, kuning, biru, dan hitam—disusun sebagai pin bowling.
Setiap botol yang tumbang berisi pertanyaan berbeda yang harus dijawab siswa dalam durasi 23 menit.
“Lewat game literasi ini anak-anak bisa belajar sambil bermain, dan taman ramah anak menjadi solusi tempat yang nyaman buat outing class,” jelas Latifatul Munawwarah, divisi media KKN Mangunrekso.
“Seru banget, kapan-kapan main kayak gini lagi dong Bu!” ungkap Reva, salah satu siswi kelas 4 SDN 02 Mangunrekso, penuh semangat.
Selain meningkatkan minat baca, kegiatan ini juga menghidupkan fungsi Taman Rumah Anak sebagai ruang literasi kreatif desa.
Harapannya, program ini menjadi langkah awal untuk menciptakan generasi muda yang gemar membaca dan menjadikan literasi sebagai budaya yang menyenangkan. (Diah Ismawati/MZ).
0 Komentar