
Koordinator Desa KKN, Muhammad Arifin mengungkapkan, kegiatan ini berfokus pada potensi jagung yang melimpah, namun belum begitu mendapatkan sentuhan kreativitas dan inovasi oleh para pelaku UMKM setempat.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 20 peserta, mayoritas ibu-ibu PKK dan warga sekitar posko. Tujuannya sederhana: mendorong tumbuhnya UMKM desa berbasis potensi lokal sekaligus membekali masyarakat dengan keterampilan pemasaran digital.
Acara dibuka dengan sambutan Kepala Desa Wukirsari, Sulistiono, yang mengapresiasi langkah KKN IPMAFA.
“Terimakasih kepada tim KKN IPMAFA karena telah menyelenggarakan pelatihan ini. Semoga bisa menginspirasi masyarakat untuk mengolah jagung sehingga memiliki nilai jual lebih tinggi,” ujarnya.
Setelah sambutan, kegiatan dimulai dengan pelatihan pengolahan jagung menjadi marning yang dipandu oleh Aini Muslikhatul Akhadiyah melalui pemaparan materi, lalu dilanjutkan praktik langsung dipandu oleh Uliyatus Sholikah dan didampingi para mahasiswa KKN.
Antusiasme peserta terlihat saat mereka ikut serta dalam setiap tahap pembuatan marning, mulai dari pengolahan hingga mencicipi hasilnya.
“Enak, empuk, tidak alot,” tutur Dewi, salah satu peserta dari Dukuh Semak sambil tersenyum puas.
Usai istirahat, sesi kedua menghadirkan narasumber dosen IPMAFA, Isyrokh Fuaidi L. LM, memaparkan pentingnya branding, pemanfaatan media sosial, dan marketplace sebagai sarana memperluas jangkauan konsumen.
“Di era digital, pemasaran produk tidak cukup hanya offline. Media sosial dapat menjadi etalase untuk memperkenalkan produk desa ke masyarakat luas,” tegasnya.
Arifin menegaskan bahwa kegiatan ini lahir dari kegelisahan melihat potensi lokal yang belum tergarap maksimal.
“Kami berharap masyarakat tidak hanya mampu mengolah produk, tapi juga percaya diri memasarkan melalui platform digital. Dengan begitu, desa Wukirsari bisa melahirkan UMKM-UMKM baru yang berdaya saing,” ungkapnya.
Dari kegiatan ini, masyarakat diharapkan mampu menjadikan marning jagung sebagai produk khas Desa Wukirsari sekaligus membuka peluang usaha baru. Lebih dari sekadar pelatihan, kegiatan ini menjadi langkah awal menuju kemandirian ekonomi desa berbasis potensi lokal dan teknologi digital. (Afiful A'yun/MZ)
0 Komentar