
Kegiatan yang dilaksanakan di Balai Desa Bucu ini lahir dari potensi alam desa yang kaya dengan tanaman obat keluarga (TOGA).
Ketua Tim Penggerak PKK Desa Bucu, Mudiyarsih mengungkapkan letak geografis dan iklim Desa Bucu mendukung berbagai tanaman herbal tumbuh subur di pekarangan maupun lahan kosong.
Namun, selama ini pemanfaatannya masih terbatas sebatas konsumsi sederhana tanpa pengolahan lebih lanjut.
Padahal, menurutnya, jika dikelola dengan baik, TOGA tidak hanya mendukung kemandirian kesehatan keluarga, tetapi juga bisa bernilai ekonomi.
“Harapan saya, ilmu dari narasumber dapat bermanfaat untuk kita semua agar bisa hidup sehat dengan obat herbal yang mudah ditemukan di sekitar rumah,” tutur Mudiyarsih.
Acara dimulai dengan kegiatan rutin PKK, dilanjutkan dengan pembukaan, sambutan, hingga inti acara berupa penyampaian materi, praktik, dan sesi tanya jawab.
Perwakilan KKN IPMAFA, Maulin Ni’mah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa workshop ini merupakan bentuk kolaborasi mahasiswa dengan masyarakat untuk mengoptimalkan potensi lokal.
Materi utama disampaikan oleh narasumber Sutrisno Handoko. Ia memaparkan berbagai cara sederhana memanfaatkan tanaman herbal untuk kesehatan, mulai dari ramuan tradisional hingga minuman penambah vitalitas.
Praktik langsung pengolahan ramuan sederhana menjadi bagian yang paling menarik perhatian peserta. Para ibu tampak antusias, mencatat resep, bahkan mencoba langsung pembuatan minuman herbal.
Ketua panitia sekaligus kordes KKN IPMAFA-Zenith, Ahmad Norfaid, menegaskan bahwa kegiatan ini tidak berhenti pada satu kali pertemuan.
“Kami berharap workshop ini bisa menjadi langkah awal bagi masyarakat Desa Bucu untuk lebih mandiri menjaga kesehatan keluarga dengan tanaman toga, sekaligus membuka peluang pengembangan produk herbal yang bernilai jual,” ujarnya.
Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada narasumber, foto bersama, dan pesan dari warga.
“Saya senang dengan adanya workshop ini. Banyak resep herbal baru yang bisa diterapkan sehari-hari. Semoga jadi budaya hidup sehat di Desa Bucu,” ungkap Mudiyarsih.
Dengan semangat Desa Cerdas Herbal, kegiatan ini menjadi momentum penting bagi masyarakat Bucu untuk memanfaatkan kekayaan alam yang ada, sekaligus meneguhkan langkah menuju desa yang lebih sehat, mandiri, dan berdaya saing. (Asna Rofiah/MZ)
0 Komentar