Menelusuri Jejak Islam Di Tanah Dumpil


Sabtu (06/07/2019), Tim KKN desa Dumpil memulai observasi pertama. Seluruh tim ikut berpartisipasi didampingi langsung oleh dosen pembimbing lapangan (DPL). Hasil observasi pertama data-data umum tentang desa telah didapatkan, salah satunya adalah terkait dengan tokoh agama Dumpil yang bernama K.H. Tohir beserta keluarga dan keturunannya yaitu K.H. Nur Salim, salah satu putra K.H. Tohir yang melanjutkan perjuangan ayahandanya.
 
Dari info awal ini tidak ada hal apapun yang menarik perhatian tim Dumpil dan DPL. Hingga akhirnya penggalian data dilanjutkan di observasi-observasi selanjutnya. Pangkal dari informasi terkait cerita K.H. Tohir didapatkan dari obrolan santai dengan Mbah Modin dan Pak Carik selepas Lokmin.

Usut punya usut dari pertanyaan sederhana yang disampaikan oleh DPL kepada beliau berdua tentang cerita K.H. Tohir membuahkan hasil cerita singkat. Ternyata K.H. Tohir merupakan kakek moyang dari Nyai Hj. Ainun Nadhiroh Kajen (Istri K.H. Asnawi Rohmat). Lebih jelasnya K.H. Tohir memiliki salah satu anak yang bernama K.H. Nur Salim yang kemudian menikah dg salah satu Putri dari K.H. Hasbullah Kembang yakni Nyai Hj. Roihanan yang kemudian memiliki salah satu keturunan bernama Nyai Hj. Malihatin yakni ibunda Hj. Ainun Nadhiroh. 

Sampai dengan kisah disampaikan, DPL yang statusnya masih ikut di "ndalem" (membantu dan tinggal di pondok K.H. Asnawi Rohmat) masih belum percaya akan silsilah tersebut. Hingga akhirnya sesampai di rumah langsung disampaikan kepada Hj. Ainun Nadliroh, dan ternyata beliau membenarkan dan memberikan validasi akan cerita itu.

Dari kejadi itu, tim dan DPL melakukan penelusuran lebih lanjut di antaranya terkait keberadaan makam K.H. Tohir dan bagaimana respon masyarakat dengan tokoh2 tersebut. Dari penelusuran yang dilakukan tim membuahkan beberala fakta di lapangan, di antaranya :
  1. Keinginan kuat mayoritas masyarakat (terutama para tokoh) untuk nguri2 leluhur yang memperjuangkan Islam di Tanah Dumpil dengan kegiatan2 yang umum dilakukan.
  2. Keinginan tersebut selama ini hanya berhenti pada angan2 dnan harapan belaka karena tidak ada satupun keluarga yang saat ini berada di Dumpil sehingga masyarakat tidak berani memulai mengadakan acara.
  3. Kondisi makam yang tidak terawat baik dengan bangunan lama yang sudah rusak.
Ketiga fakta tersebut lantas disampaikan oleh DPL kepada salah satu ahli waris yakni Hj. Ainun Nadliroh. untuk kemudian DPL mengharap agar dirapatkan dengan seluruh keluarga dan menghasilkan kesepakatan. Singkat cerita, Alhamdulullah sesuai dg harapan, seluruh keluarga dan ahli waris sepakat untuk membersihkan kembali makam tersebut dan sepakat untuk mengadakan Khaul K.H. Tohir beserta dzurriyahnya yang kebetulan diputuskan untuk dilakukan di akhir Bulan Muharram.

Kabar baik ini kemudian disampaikan kepada tokoh-tokoh masyarakat dengan sambutan baik dan bahagia. Sebagai langkah awal, dilakukan pemugaran sederhana pada lokasi makam (telah selesai dilakukan), dan kemudian nantinya akan dilanjutkan dengan acara-acara haul sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT akan nikmat Islam di Tanah Dumpil.

Dari cerita ini ada satu fakta yang menarik .
  1. Kordes KKN desa dumpil bernama MuhammadThohir dan tokoh agama di Ds Dumpil adalah K.H. Tohir
  2. DPL Ds. Dumpil, Khabib Solihin, kebetulan statusnya adalah santri ndalem Nyai Hj. Ainun Nadhiroh yang kemudian menyambung info dari masyarakat dumpil kepada ahli waris K.H. Tohir. sehingga lebih mudah dilakukan.
  3. Salah satu tim KKN Adalah Ahmad Zubaidi yang statusnya adalah Pendamping Desa Dumpil yang sudah akrab dengan tokoh masyarakat dan seluruh jajaran pemerintah desa dan masyarakat sehingga lebih mudah membuka komunikasi Tim dengan Masyarakat Desa.
Semua kejadian itu menjadi hikmah pelajaran berarti bagi masyarakat khususnya tim KKN desa Dumpil tentang keberadaan K.H. Tohir dan Dzurriyah yang kebetulan kedatangan tim KKN IPMAFA untuk membuka sejarah tersebut kepada seluruh masyarakat Dumpil.

Posting Komentar

0 Komentar