Begini Pemberdayaan Masyarakat Secara Daring Ala Mahasiswa IPMAFA

 

Di tengah pandemi covid-19 ini, masyarakat benar-benar diuji ketahanannya di semua lini kehidupan. Saat ini tidak hanya masalah kesehatan yang harus diperhatikan, keberlangsungan ekonomi juga harus dijaga karena dampak pandemi ini telah menyasar di semua sektor. Penerapan PSBB yang berdampak besar terhadap ekonomi masyarakat menuntut semua pihak baik secara individu maupun kelembagaan untuk mampu berinovasi dan lebih kreatif agar roda ekonomi tetap berjalan seperti biasa.

Namun demikian, kondisi semacam ini tentu tidak langsung mampu diantisipasi oleh masyarakat dengan cepat. Kebijakan banyak perusahaan dalam menerapkan work from home (WFH) atau jika dalam lembaga pendidikan dengan kebijakan belajar secara daring tidak dapat menyelesaikan masalah karena tidak semua kegiatan dapat dilakukan secara online seperti sektor pariwisata, travel, toko retail dan usaha-usaha kecil yang beroperasi di sekitar lembaga pendidikan. Tidak sedikit penduduk yang roda kehidupannya bergantung pada siswa sekolah, pondok pesantren dan kampus, mereka harus banting setir mencari dan membuka usaha lain dengan segala kesulitan yang berat.

Untuk itulah, sejumlah mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Astagina Ipmafa Pati tergerak membuat beberapa program pengembangan masyarakat yang fokus pada pendampingan ekonomi digital kreatif. Program ini tujuannya memberi brainstorming sekaligus pendampingan intensif kepada masyarakat dalam membangun kewirausahaan berbasis online. Masyarakat tidak hanya diajak untuk menyadari membangun bisnis dan usaha online, lebih dari itu mereka diberi pendampingan teknis dalam digital marketing. Dalam hal ini, tim KKN menggandeng para ahli yang sukses berwirausaha online yaitu CEO ekpedisi online Esgo Kajen, pengusaha ikan hias Jay Molly, dan spesialis Google Ads.

Pembangunan ekonomi digital ini prakteknya memberikan program yang menyeluruh kepada peserta supaya mereka mampu berkompetisi dalam bisnis online. Program ini meliputi brainstorming tentang bisnis online, pembuatan lapak online di berbagai platfom, skill digital marketing yang dibutuhkan dalam usaha, sampai dengan pendampingan teknis dari mentor profesional di bidangnya.

Hampir semua programnya pun dilakukan secara daring dengan menjaring peserta melalui media sosial. Peserta yang ikut diwajibkan mendaftarkan diri dan harus mengikuti beberapa sesi webinar tentang pengembangan bisnis online. Selama kurang lebih 2 minggu mengikuti program ini, peserta minimal mengikuti 3 sesi webinar dengan tema yang berbeda. Acara webinar distreamingkan di youtube dan Facebook supaya dapat diikuti oleh masyarakat secara luas namun peserta yang terdaftar mendapatkan fasilitas pendampingan khusus dari para mentor.

Setelah sesi webinar, peserta diberi pendampingan teknis terkait hal-hal yang telah dipelajari selama webinar. Jadi jika sebelumnya peserta tidak memiliki lapak online atau bingung dalam mengembangkan usaha online, setelah mengikuti kegiatan tersebut peserta dapat dipastikan mampu membuat lapak online di beragam market place dan mampu menangkap peluang usaha di tengah pandemi.

Peserta yang sebelumnya melakukan pemasaran tradisional dan terbatas juga dibekali dengan teknik pemasaran digital seperti google ads, facebook ads, pembangunan lapak di marketplace dan website, pemanfaatan media sosial dalam memasarkan produk dan teknis penyajian produk di media online. Harapannya bagi peserta yang sudah memiliki usaha dapat semakin berkembang dan bagi yang sedang membuka usaha karena dampak pandemi dapat membaca peluang sekaligus mempraktekannya.

Demikian upaya yang dilakukan mahasiswa Ipmafa yang sedang melakukan KKN dari rumah agar program pemberdayaanya masyarakat dapat terlaksana dengan baik. Kegiatan yang serba daring ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi semua mahasiswa. 

Posting Komentar

0 Komentar