Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Ibu Umdatul Baroroh, MA, didampingi Ketua KKN IPMAFA, Fajar Adhi Kurniawan, S.I.Kom, M.Si.
Seperti monev sebelumnya, rangkaian kegiatan diawali dengan pengecekan log book mandiri setiap anggota, buku tamu, serta kelengkapan administrasi kelompok.
Tim monev juga memastikan program yang telah direvisi saat presentasi sebelum live in benar-benar diselesaikan, sekaligus menilai sejauh mana pelaksanaan program berjalan, kendala yang muncul, serta strategi penyelesaiannya.
Dalam arahannya, Umdah menekankan pentingnya kejelasan tupoksi setiap anggota KKN saat mencatat kegiatan dalam log book.
“Peran anggota akan menjadi patokan penilaian, apakah sebagai MC, moderator, operator, konsumsi, atau dokumentasi. Jadi jangan asal menulis, tapi sesuaikan dengan peran nyata yang dijalankan,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan agar pengisian log book dilakukan rutin setiap hari, bukan ditunda hingga lupa.
Lebih lanjut, Umdah mengingatkan mahasiswa untuk membedakan antara log book dan diari.
Menurutnya, log book harus memuat catatan kegiatan yang sesuai tupoksi, bukan aktivitas pribadi atau curahan hati.
“Belanja sayur di pasar atau cerita ban motor bocor bukan ranah log book. Catatan harus jelas, detail, dan relevan dengan tugas KKN,” jelasnya.
Tim monev juga menemukan adanya program yang melenceng dari tujuan. Misalnya dalam pemetaan minat dan bakat siswa, pertanyaan yang disusun tidak menyinggung minat pribadi siswa, melainkan berupa pilihan terbatas sehingga hasilnya menyerupai penawaran ekstrakurikuler.
“Kalau pemetaan, maka harus mengungkap minat asli anak. Dan hasilnya perlu ditindaklanjuti dengan pihak sekolah agar ada fasilitasi lanjutan,” pesan Umdah.
Dalam sektor ekonomi, Umdah menyoroti program rebranding UMKM yang masih perlu pendalaman. Ia menegaskan bahwa tidak semua produk bisa direbranding.
“Branding itu soal menampilkan keunikan produk. Kalau jus jambu, apa bedanya dengan jus lain? Harus ada nilai tambah yang membuat pembeli merasa bangga dan puas,” ujarnya.
Mahasiswa diminta memilih maksimal dua produk yang benar-benar layak di-branding agar hasilnya lebih fokus dan inspiratif.
Di akhir kunjungan, Umdah menegaskan kembali perbedaan antara program inti KKN dan sekadar partisipasi dalam kegiatan warga.
Menurutnya, mahasiswa perlu fokus menjalankan program sesuai panduan, bukan hanya ikut serta dalam kegiatan masyarakat tanpa arah yang jelas.
“Kita melaksanakan program bukan sekadar menggugurkan kewajiban, tapi memberi dampak nyata yang bisa berlanjut setelah KKN selesai,” pungkasnya. (MZ)
0 Komentar