Kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari pertemuan serawung pekan lalu ini dihadiri 27 peserta dari berbagai dukuh.
Mereka adalah pemuda-pemudi yang direkomendasikan oleh tokoh agama dan masyarakat untuk menjadi kader penggerak organisasi zakat di bawah naungan UPZISNU Tambakromo.
Shodiq Mustofa selaku penanggung jawab program menuturkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar diskusi, melainkan bagian dari proses kaderisasi ZIS.
Para pemuda dibekali pemahaman mengenai pentingnya berorganisasi, peran zakat bagi kesejahteraan umat, serta bagaimana pengelolaan ZIS dapat berjalan profesional, transparan, dan tepat sasaran.
“Tujuan utamanya adalah membentuk struktur pengurus zakat yang sistematis. Dengan begitu, distribusi zakat bisa benar-benar menyentuh mustahik yang berhak sekaligus menumbuhkan kepercayaan warga,” ujarnya.
Diskusi Santai, Hasil Nyata
Kegiatan yang dipandu dengan konsep ngobrol bareng ini menghadirkan dua narasumber utama: Yazid dari UPZISNU Tambakromo dan Muhyidin.
Diskusi berlangsung interaktif, dengan peserta aktif menyampaikan pandangan, inspirasi, hingga tantangan yang mereka hadapi di masyarakat.
Muhyidin menekankan pentingnya kiprah nyata pemuda.
“Menjadi orang baik itu mudah, tapi menjadi pemuda yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat itulah yang penting. Legalitas organisasi juga krusial agar visi dan misi berjalan maksimal. Tantangan pasti ada, tapi bersama-sama kita pasti bisa menjawabnya,” tegasnya.
Sementara itu, Yazid menambahkan bahwa ZIS harus dipahami bukan sekadar kewajiban individu, melainkan wadah kebersamaan.
“Ini bukan forum formal, tapi sinau bareng. Bahkan teman-teman mungkin punya lebih banyak ide daripada kami. Yang penting, kita berani menembus tradisi lama yang menghalangi gerak, dan menjadikan organisasi ini sebagai langkah awal memajukan Tambahagung,” jelasnya.
Menariknya, jumlah peserta yang hadir jauh melampaui ekspektasi. Yazid, salah satu tokoh dukuh, mengaku kaget dengan antusiasme pemuda.
“Awalnya kami kira hanya 10 orang yang datang, ternyata tiga kali lipat lebih banyak. Ini membuktikan bahwa pemuda-pemudi Tambahagung siap bersatu, merangkul perbedaan antar-dukuh, dan bergerak bersama,” ungkapnya.
Di akhir kegiatan, para peserta sepakat menunjuk satu orang koordinator di setiap dukuh untuk memimpin gerakan kepemudaan dan mengawal kaderisasi ZIS di wilayah masing-masing.
Mohammad Bahrul Ulum selaku kordes KKN IPMAFA-Antasena menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal sinergi antar pemuda desa.
“Harapan kami, kerja sama antar pemuda bisa membantu memajukan Tambahagung dan mensejahterakan masyarakat. Dengan adanya koordinator tiap dukuh, semoga kegiatan pemuda makin terarah dan konsisten,” pungkasnya.
Melalui pertemuan kedua ini, semangat solidaritas dan kepedulian sosial pemuda Desa Tambahagung semakin nyata.
Mereka bukan hanya sekadar berkumpul, tetapi sedang menyiapkan pondasi organisasi ZIS yang profesional, sistematis, dan bermanfaat luas bagi masyarakat. (Lailatul Hikmah/MZ)
0 Komentar