Kegiatan yang diikuti 85 peserta, terdiri dari siswa-siswi SMPN 04 Kembang, guru, serta tim KKN, bertujuan memberikan pemahaman komprehensif mengenai dampak pernikahan dini, baik dari sisi kesehatan, psikologis, sosial, maupun pendidikan.
Dalam sambutannya, Kepala SMPN 04 Kembang, Farikhatun, M.Pd, menekankan pentingnya kesadaran kolektif untuk melindungi remaja dari risiko pernikahan dini.
“Semoga dengan adanya kegiatan ini, anak-anak semakin semangat belajar, melanjutkan pendidikan, dan meraih cita-cita,” ujarnya.
Materi utama seminar disampaikan oleh dosen pembimbing lapangan, Siti Asiyah, M.Sos. Ia menegaskan bahwa pernikahan dini tidak hanya menyangkut soal usia, melainkan juga kesiapan mental, fisik, dan sosial.
“Masa remaja adalah masa menata langkah, bukan mengikat diri dalam pernikahan. Gunakan waktu ini untuk belajar, berkarya, dan meraih prestasi,” tuturnya.
Kepala Desa Dudakawu, Abdul Hamid, menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan edukasi tersebut.
“Pernikahan dini di desa ini masih terjadi karena rendahnya tingkat pendidikan lanjut. Kami berharap kegiatan seperti ini bisa membuka wawasan remaja agar lebih bijak menunda pernikahan sampai usia matang,” ungkapnya.
Kegiatan ditutup dengan pesan moral bahwa pendidikan dan persiapan diri jauh lebih penting dibanding terburu-buru menikah di usia muda.
Dengan adanya seminar ini, diharapkan remaja lebih termotivasi untuk menunda pernikahan hingga siap lahir batin demi masa depan yang lebih cerah. (Dewi Setyaningsih/MZ)
0 Komentar